Sabtu, 25 Mei 2013

HIKMAH DI MARANATHA PART 1



Bismillahirrohmaanirrohim
Hakikatnya kita sebagai manusia adalah selalu menginginkan untuk mendapatkan perubahan perasaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Segala yang terjadi di muka bumi ini tentunya sudah tersuratkan oleh yang maha kuasa, baik ataupun buruk sekalipun yang terjadi, Allahlah penulis skenario kehidupan yang maha Profesional. Sahabat setiaku dimanapun berada semoga senantiasa selalu berada dalam naungan Allah, serta mendapat Hidayah (petunjuk)  dan Rahmat (kasih sayangnya). Jika semua itu sudah didapat, mudah mudahan tidak terlepas lagi dari hati sang  sumber penggerak jiwa.aamiin ya robbal alamiin.
Okey, Hidup itu ngga akan lepas dari kata  dasar “BAGI” kalo ditambah imbuhan awalan ber menjadi BERBAGI. Berbagi itu bisa apa saja tidak harus selalu berbagi materi, ilmu, Jasa atau tenaga, sudah lama sekali nih saya tidak menulis. Kali ini saya ingin berbagi sebuah kisah yang mudah mudahan kita sebagai umat Islam bisa mengambil hikmah dari kisah nyata yang saya temukan ini dan bisa memperkokoh Kualitas IMAN kita.
Berawal dari mana saya juga nggak tau, tiba – tiba terhitung sejak tanggal 21 s/d 24 Mei 2013 kaki saya NYATA berpijak di sebuah kampus/Universitas swasta yang ada di Bandung. Namanya Universitas Kristen Maranatha.
Saya juga ga tau hari itu akan kesana. karena acaranya super duper mendadak. Setelah dua hari sebelumnya mengikuti acara di Balai Kota Bandung Fashion weekend with Galazema and Arzeti Bilbina 2 hari berturut turut ga lama besoknya ke Maranatha. tapi saya yakin Allah sudah menentukan kaki ku berpijak di Universitas Maranatha terhitung sejak tanggal 21 – 24 Mei lalu itu.
Namanya juga Maranatha Christian University, sudah dipastikan masyarakat dan penghuninya mayoritas di dominasi oleh kalangan non Islam. Sedangkan kaum muslim/muslimah nya menjadi sangat minim—minoritas – alias sedikit. oh ternyata ada sebagian kecil orang orang Islam yang berkuliah di Kampus tersebut. Tetapi meski statusnya lebih minoritas, tetapi saya merasakan ada sebuah ikatan batin diantara mahasiswa yang statusnya beragama ISLAM itu berbeda, lebih terasa erat, dekat, dan saling bersimpaty . Loh.. emang gimana ngebedain yang ISLAM ama yang Kristen? Hehe yang mudah aja dulu secara kasat mata, di Maranatha Faces orang nya Mayoritas Chinese yang matanya pada --_-- piiiiiiiiiiiiiiit..teeeeet  terus dari kaum hawanya juga ada beberapa yang berkerudung. Dan jurus terakhir paling mutlak ngebedainnya ya yang solat ama yang ngga weh. :p. Nah sambung lagi yang tadi ya, tentang ikatan batin mahasiswa yang Muslim dengan sendirinya jika terjadi interaksi antara wanita berkerudung dengan yang berkerudung lagi langsung terasa dekat atau simpaty padahal baru 2 detik bertemu untuk yang pertama kali lho. Dengan kita hanya bertanya
“mba ngomong ngomong disini musholanya sebelah mana ya?” wiswiswiswis...
“ooh Mushola sebelah sana, anu, ene, ono., nengene, nengono,,. ke samping,, belok,, turun,,  ada pos satpam”. Menjawab detail dan penuh simpaty. Wiswiswiswis jugaa.
“ooh iya iya, makasih banget ya mba lengkap banget ngejelasin rutenya”. Berjabat tangan, senyum dan berlalu meninggalkannya untuk bergegas mencari mushola yang di maksud tadi.
Sambil mengingat rutenya, sambil bergerak mencari Alhamdulillah atas izinnya ketemulah itu mushola yang terletak di basemen bawah dekat pos satpam. Wow. Itu saja yang ku ucapkan. Melihat sekeliling, baru pertama kali ke kampus Maranatha dan melaksanakan shalat dimushola yang disediakan pihak kampus. Sobaat.. ternyata Mushola disana disetarakan dengan tempat parkir mobil dan motor. Ukurannya sekitar 3 x 3 diatasnya ada saluran pipa yang di prediksi itu adalah saluran air Work Closet alias WC. Karena ketika saya melaksanakan shalat ada suara csssssssssss seperti jika kita memijit WC duduk. Astaghfirullohal’adziim*tepokjidatdeh.  
Tapi meski begitu saya tetap bersyukur Alhamdulillah karena pihak kampus masih mau menyediakan mushola untuk kalangan Muslimnya. Gimana kalo ga disediain tempat sama sekali? Mau sholat dimana kita?? Yah mirisnya gitulah di rusak aja pola negative thinking nya. Udah pada tau kan cara ngerusak pola negative? hah? belumm?? jadi belum tau? Belum tau caranya ngerusak pola?. Ya udah okay Nanti lain waktu saya posting masalah merusak pola lama agar berkembang.
Well kembali ke netbook, *laptop kan punya pak Tukul Arwana. Jadi keminoritasan kaum muslim di Maranatha Christian University membuat mahasiswa yang Muslimnya bergabung dan bersatu padu. Sehingga mereka membentuk suatu komunitas Muslim yang bernama Maranatha Moslems Communnity. Saya ga tau sejarahnya gimana Maranatha Moslems Communnity itu, yang saya lihat hanya deretan jadwal halaqoh dll dengan nama itu yang tertempel pada gabus di dinding Mushola tersebut.
Saya kagum dan terkesima melihat pajangan di dinding belakang tempat mushola itu. Dan saya yakin para aktivis Moslems di Maranatha bisa lebih memperkokoh keimanannya dengan situasi dan kondisi yang lingkungan yang mayoritas didominasi oleh kalangan Non Islam. -__-
Jika anda tertarik membaca ceritaku baca terus sesuai PART nya, karena ada banyak kisah unik yang saya rasakan selama 4 hari berturut turut ada di lingkungan sana, kisah penting dan lucu lucunya saja yang saya catat.  Sampai sini bersambung dulu yaaaa.. tunggu lagi nanti InsyaAllah... – di Post kalo sudah 90%.
Makasih yahhh.. bubbye:)


Universitas Kristen Maranatha Bandung
Tampak Samping.
Sumber Foto/Panorama//